Kasihan bangsa yang mengenakan pakaian yang tidak ditenunnya, memakan roti dari gandum yang tidak ia panen, dan meminum anggur yang ia tidak memerasnya
Kasihan bangsa yang menjadikan orang dungu sebagai pahlawan, dan menganggap penindasan penjajah sebagai hadiah
Kasihan bangsa yang meremehkan nafsu dalam mimpi-mimpinya ketika tidur, sementara menyerah padanya ketika bangun
Kasihan bangsa yang tidak pernah angkat suara kecuali jika sedang berjalan di atas kuburan, tidak sesumbar kecuali di reruntuhan, dan tidak memberontak kecuali lehernya sudah berada di antara pedang dan landasan
Kasihan bangsa yang negarawannya serigala, filosofnya gentong nasi, dan senimannya tukang tambal dan tukang tiru
Kasihan bangsa yang menyambut penguasa barunya dengan terompet kehormatan namun melepasnya dengan cacian, hanya untuk menyambut penguasa baru lain dengan terompet lagi
Kasihan bangsa yang orang sucinya dungu menghitung tahun-tahun berlalu dan orang kuatnya masih dalam gendongan
Kasihan bangsa yang terpecah-pecah, dan masing-masing pecahan menganggap dirinya sebagai bangsa...
(di sadur dari karya KAHLIL GIBRAN)
Apakah bangsa ku tercinta ini dalam kondisi ini seperti yang di gambarkan oleh sang pujangga ratusan tahun kebelakang ???
Anda lebih tahu jawabannya...
salam hangat,
alhakimc
Kasihan bangsa yang menjadikan orang dungu sebagai pahlawan, dan menganggap penindasan penjajah sebagai hadiah
Kasihan bangsa yang meremehkan nafsu dalam mimpi-mimpinya ketika tidur, sementara menyerah padanya ketika bangun
Kasihan bangsa yang tidak pernah angkat suara kecuali jika sedang berjalan di atas kuburan, tidak sesumbar kecuali di reruntuhan, dan tidak memberontak kecuali lehernya sudah berada di antara pedang dan landasan
Kasihan bangsa yang negarawannya serigala, filosofnya gentong nasi, dan senimannya tukang tambal dan tukang tiru
Kasihan bangsa yang menyambut penguasa barunya dengan terompet kehormatan namun melepasnya dengan cacian, hanya untuk menyambut penguasa baru lain dengan terompet lagi
Kasihan bangsa yang orang sucinya dungu menghitung tahun-tahun berlalu dan orang kuatnya masih dalam gendongan
Kasihan bangsa yang terpecah-pecah, dan masing-masing pecahan menganggap dirinya sebagai bangsa...
(di sadur dari karya KAHLIL GIBRAN)
Apakah bangsa ku tercinta ini dalam kondisi ini seperti yang di gambarkan oleh sang pujangga ratusan tahun kebelakang ???
Anda lebih tahu jawabannya...
salam hangat,
alhakimc

2 komentar:
salam bang..
tulisannya memberikan inspirasi....
mudah2an dpt memberikan kontribusi...
dalam katalisis revolusi
yang jauh lebih baik
untuk bunda PERTIWI.............
ini link yg saya bang.
rigormortisrealitas.blogspot.com
animal-intelektual.blogspot.com
Posting Komentar