Senin, 30 November 2009

Duhhh hemmmmm.... Ibadah Haji, Qurban, Korupsi, Kemiskinan & Peradaban...

Duhhh hemmmmm....

Ibadah Haji, Qurban, Korupsi, Kemiskinan & Peradaban...


Ding....ding...ding...sebuah bunyi dari kotak elektronik mungil, menyadarkanku dari tidur lelapku. Kucari-cari sumber bunyi tersebut, ternyata ada sebuah pesan masuk. Kubaca isinya...terenyuh membaca isi pesan tersebut. Waktu menunjukan 3.15 WIB...masih di hari tasrik, ku paksakan bangun ambil wudhu dan shalat dua rakaat untuk menghaturkan syukur atas nikmat yang telah di beri sang Maha Rupawan sampai detik ini.

Isi pesan itu masih terus mengusik pikiran dan nurani...kubuka komputer yang ternyata masih nyala karena malam ketiduran... asmaul husna kuputar dengan volume yang mampu menggairahkan seluruh sel darah di tubuhku dan sangat menggetarkan kalbu.

Akhirnya, kutuliskan goresan hati ini. Sengaja di tulis dengan bahasa yang mudah di mengerti oleh semua khalayak agar dapat di koreksi dan di kritik....

Just Begin....


Rutinitas Ibadah Haji

Setiap tahun seluruh ummat Islam dari penjuru dunia berkumpul dalam sebuah hajatan yang di sebut ibadah haji, menjalankan rukun Islam kelima mengikuti jejak sunnah Rasul yang dulu di lakukan oleh para nabi-nabi terdahulu. Semuanya mengharapkan satu tujuan Mardhatillah (ridha Allah). Semuanya serempak melakukan ibadah bersama-sama baik gerakan maupun niat. Lempar jumrah, sa’i sampai wukuf di padang arafah. Yang berkumpul jutaan ummat Islam dari seluruh pelosok, ibadah yang di berlakukan hanya bagi mereka-mereka yang diberikan kemampuan, secara fisik, harta, maupun kemampuan dalam niat. Itu semua memerlukan pengorbanan yang sangat besar. Rutinitas tahunan ini berjalan terus dan akan terus berlangsung selama peradaban Islam masih ada seiring dengan umur bumi itu sendiri. Sampai tahun ini, entah sudah berapa banyak orang yang menjadi almamater aktifitas ini.

Sebagai bagian dari komunitas global, bangsa Indonesia yang memiliki jumlah penduduk muslim terbesar di dunia mendapatkan quota untuk jemaah haji sekitar 200 ribu orang. Memang fantastik dalam artian, setiap tahun bangsa ini menghasilkan almamater dan sudah pada taraf akhir melaksanakan rukun islam yang kelima sebanyak 200 ribu, malah tiap tahun terus bertambah dan banyak yang kecewa karena tidak kebagian tiket. Tentunya ini sangat erat kaitannya dengan sektor kehidupan lain. Secara statistik, ini menunjukan bahwa dari jumlah penduduk sekitar 200 juta ada 200 rb yang diberikan kemampuan untuk berangkat haji. Artinya dari seribu orang Indonesia satu orang bisa berangkat haji. Secara ekonomi, ini bukanlah angka yang kecil, untuk tahun ini ongkos naik haji (ONH) yang terus naik setiap tahunnya diperkirakan sekitar Rp. 30 jt jadi peredaran uang dari aktifitas ini adalah sekitar Rp. 6 trilyun, belum lagi adanya bisnis lain yang muncul akibat kegiatan ini. Tentunya ini angka yang sangat fantastis dan harus dikelola secara maksimal. Selama ini Departemen Agama yang punya kewenangan dalam pengurusan aktifitas ini terperangkap dalam situasi yang tidak menguntungkan, malah di cap sebagai Departemen paling korupsi di negara ini. Secara politik ini menunjukan bahwa kekuatan ummat Islam di dalam negeri sendiri sangat besar secara ekonomi maupun jumlahnya, sehingga ini ladang bagi kepentingan partai politik khususnya partai-partai yang menjual Islam sebagai jargon kampanyenya (politik memang menyebalkan...). Secara sosial budaya (kultur kemasyarakatan) menunjukan semakin besar kecendrungan ummat Islam di Indonesia untuk berangkat haji.

Yang coba penulis sorot adalah, selain dampak yang tadi disebut diatas, adalah dampak secara nyata terhadap nilai dan peradaban bangsa kita. Semakin banyak yang berangkat haji apakah ada kecendrungan bangsa ini semakin beradab ???

(PAUSE.....terdiam sejenak !!! sambil mengurut dada dan membaca shalawat, semoga shalawat dan salam tercurah kepada junjungan kita, panglima besar revolusi sepanjang jaman, Nabi Muhammad saw. Tak terasa air hangat mengalir dari sela-sela mata).

Alinea baru......................................................................................................

............................................................................................................................................................................................................. lembaran baru ........

Hari tasrik merupakan kesempatan yang Allah swt berikan pada kita untuk semakin mengunci diri dan melepaskan belenggu dari sesuatu yang sifatnya fana dan hancur. Hendaknya di isi dengan amalan-amalan ibadah sunnah dan terus di upayakan untuk kita memberikan kurban yang sebenarnya, hiasi malam dengan kebaikan, lafadkan takbir di lisan dan seluruh rongga sel-sel darah kita setiap selesai shalat fardhu.....sungguh indah kelihatannya penuh nilai-nilai Islam apalagi ini dilakukan tidak hanya setahun sekali tapi menjadi aktifitas sehari-hari, namun kenyataan dan fakta yang ada...huuuhhhh....


Qurban makan Korban

Dalam hal ibadah kurban, diwajibkan bagi mereka yang memiliki kemampuan, Rasulullah saw sampai menegur orang yang mampu tapi tidak berqurban supaya jangan mendekati tempat ibadahnya (mesjid). Akan tetapi yang paling mudah kita temui, hampir seluruh saluruan tv dan media massa, memberitakan tentang masalah korupsi (mengambil hak orang) yang dilakukan oleh orang-orang yang pasti sudah berkecukupan, pintar dan berpendidikan, ironis memang di sisi lain ada rakyat yang jatuh pingsan, terinjak-injak berebut mendapatkan sebungkus hewan kurban yang di bagikan para panitia kurban. Hak qurban untuk para fakir miskin dan dhuafa, tapi kenapa kadang hal ini sering terabaikan, ketika proses pembagian kepada yang hak selalu kacau dan terulang setiap tahun. Panitia juga memang memiliki hak terhadap daging qurban, akan tetapi sering lebih dahulu mengamankan haknya dibandingkan hak mereka kaum dhuafa (sifat individual sudah masuk dan merusak, belum lagi kalau ada menjadikannya sebagai bisnis). Lebih bahaya ketika pemerintah menganggap ini sebuah hal yang biasa dan terulang terus setiap tahun. Harusnya mereka malu disaat mereka di nina bobokan dengan kekuasaan dan fasilitas dari rakyat, sedangkan rakyat harus jatuh bangun berjuang hanya untuk mendapatkan sebungkus daging qurban.

Di Indonesia yang kita cintai....Sejak penulis berusia kecil sampai sekarang, sering mengikuti khutbah shalat idul adha, mulai dari kampung, di kampus2, majelis, sampai di islamic center. Tema yang muncul pasti tentang sejarah dan pengorbanan nabiayallah Ibrahim as dan putranya nabiayallah Ismail as. Itu pasti terulang setiap tahun..paling ada sedikit masalah semangat pesan dan arti dari qurban. Tidak ada hal yang baru sesuai dengan konteks ke indonesia dan kondisi keummatan saat ini di era globalisasi. Kita malah di bawa ke zaman ribuan tahun ke belakang yang sebenarny kita semua sudah tahu betul dengan peristiwa sejarah dan di muat dalam kitab suci Al Qur’an. Bila sedikit bergeser ke negara lain, penulis di berikan kesempatan melihat khutbah idul adha di negara para Mullah (iran), tema kuthbah idul adha bukan membahas masalah sejarah dan kisah awal mula peristiwa qurban, tapi mengajak seluruh warganya untuk berjuang dan berkorban menguasai teknologi menghadai tantangan jaman kedepan, kuasai teknologi nuklir, teknologi informasi dan ruang angkasa. Pengorbanan bersama dalam tingkat yang disesuaikan dengan kebutuhan bangsa itu, semuanya berkorban disesuaikan dengan kemampuan dan profesinya masing masing untuk sebuah kemajuan bersama. Di sini...di saat bangsa ini sedang merana, sudah nyata tampak di depan mata. Kerusakan bangsa ini....begitu terang benderang (ngutip Istilah Prof Machfud MD/ketua MK) kebobrokan ini ada di tengah-tengah kita...kok malah cuek aja, mana jiwa kepemimpinan yang tegas dan berwibawa dari para pemimpin negeri maupun dari para tokoh agama. Yang dapat mengajak dan menggerakan ummat dan bangsa ini kepada sebuah pintu gerbang keemasan dan kejayaan. Membangun peradaban yang dahulu begitu di hormati bangsa lain....


Ibadah Haji dan Gaya Hidup

Satu sisi lagi, jemaah haji kita terlantar di saat mereka beribadah di negeri yang jauh dari sanak saudara dan kerabat. Sungguh ironi dan menyedihkan sekali. Ibadah haji sebagai sebuah perwujudan keikhlasan dan kecintaan seorang hamba kepada Tuhan-Nya. Adalah hal yang tertinggi dalam masalah Agama, dalam kitabnya Manhajul Abdin secara gamblang sang maestro KH Abdullah bin Nuh, menguraikan tingkatan-tingkatan yang harus di capai seorang hamba untuk mendekati Sang Khalik, mengupas kitab Al Ihya Ullumuddin karya Al Ghazali. Sama halnya dengan dengan pendapat Sang Abu Sangkan dalam Bukunya ”Berguru Kepada Allah”. Untuk mendekati Allah swt ada yang harus manusia tempuh dan lewati tidak bisa langsung karena kita semua memiliki masa lalu yang pasti pernah berbuat dosa. Dalam rukun Islam syahadatain harus di penuhi, Shalatnya harus tertib dan terawat, puasanya berhasil dan zakatnya tertunaikan, maka berangkat haji sudah menjadi haknya. Sekarang banyak yang ingin berangkat ibadah haji, tetapi sudahkah ke empat rukun yang lain berjalan sesuai yang Allah swt kehendaki atau hanya sekedar mengikuti nafsu belaka.

Sudah benar dan Sempurnakah yang berangkat haji sedangkan tetangga di sekitar rumahnya masih banyak yang kelaparan, kemiskinan dan kebodohan merajalela.....??? Mungkin kita perlu koreksi kembali lebih kedalam. Bukankah Rasulullah saw, pernah berkisah, pada suatu masa ketika ibdah haji berjalan, para sahabat bertanya siapakah yang mendapatkan predikat haji mabrur. Rasulullah menjawab dari sekian banyak yang berangkat haji tidak ada satupun yang mendapatkan predikat haji yang mabrur, tapi ada satu yang mendapatkan predikta haji mabrur tetapi dia tidak berangkat ke tanah suci. Para sahabat penasaran siapakah orang ini, amalan istimewa apakah yang dia lakukan ? tidak berangkat ke tanah suci tapi mendapatkan predikat haji mabrur tersebut. Ternyata dia adalah orang yang sangat santun suka menolong sesama yang berkesusahan, penuh kasih sayang dan menghormati tamu.


Pergeseran Nilai

Malah ada yang sudah berangkat haji berkali-kali, ingin berangkat lagi dengan alasan panggilan hati dan merasa dekat dengan Allah SWT kalau di tanah suci. Seakan yang lain tidak berhak untuk menikmati ibadah ini. Sangat mengiris hati...mereka merasa dekat kalau berada di Baitullah, dan khusyu beribadah sampai menangis mencucurkan air mata, ketika pulang kembali ke rumahnya tidak bisa dekat dengan Allah swt. Bukankah Rasullah saw melakukan ibadah haji pertama dan terakhir, yang penting adalah implementasi dari Ibadah haji dalam kehidupan sehari-hari menyempurnakan rukun Islam ketika rukun-rukun yang lainnya sudah dilaksanakan dengan sempurna.

Nilai islam sudah bergeser menjadi sebuah identitas dan simbol-simbol, shalat memang shalat, hapal qur’an memang hapal, puasa memang puasa...akan tetapi apa yang di hasilkan dari shalatnya, hapal quran dan puasanya ?...akankah kita di akherat nanti disuruh shalat di hadapan Allah swt ?...disuruh baca quran ?...yang pasti di tanyakan dan dimintakan pertanggung jawabannya adalah hasil/implementasi dari ibadah tersebut bermanfaat tidak bagi kita dan orang-orang sekitar kita...Mana amal terbaik kita untuk Allah swt ? shalat kita ...baca qur’an kita...puasa kita...tahajud kita...Tidak itu semunya untuk kita..terus amalan yang mana untuk Allah swt...? santuni dan peliharalah anak yatim dan kaum dhuafa, tolonglah orang yang berkesusahan, Semoga kita tidak termasuk pada orang-orang yang mendustakan agama.

Ketika kebanyakan orang beranggapan bahwa dengan ibadah haji sudah sempurna iman islamnya, maka Ibdah haji menjadi sebuah prestise di kalangan masyarakat menyebabkan terjadinya pergeseran nilai dari Ibadah menjadi sebuah kebanggan, termasuk gelar haji yang akan melekat pada alumnusnya. Di lingkungannya, dia akan di hargai sebagai orang yang sudah sempurna menjalankan rukun Islam dan tentu saja dianggap sebagai orang yang mampu, mengingat ibadah haji membutuhkan kemampuan yang cukup besar. Sehingga inilah yang semakin merusak dan tidak menjadikan ibadah haji ini memberikan dampak positif terhadap sebuah peradaban, tetapi malah membawa ummat dan bangsa pada keterpurukan dan kebanggaan yang absurd.


Keharusan Munculnya Peradaban

Pikiran nakal penulis berjalan, seandainya ummat Islam di Indonesia tidak berangkat haji dalan satu tahun saja, akan tetapi niat dan pengorbanan dari para calon jemaah haji tetap di jaga dan di pelihara ? dengan biaya Rp. 6 Trilyun itu disalurkan untuk membantu para kaum miskin di Indonesia agar mereka dapat terangkat harkat dan kehidupannya dari kemiskinan dan kebodohan. Kedepan ummat Islam bisa membangun sebuah peradaban yang maju dan tercerahkan. Sebuah sindiran pernah sampai ke telinag penulis, menurut UUD 45 kita bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar di pelihara oleh negara...kenyataannya sudah kah negara menjanlakn amanat konstitusi ini. Tunjukan gedung mana yang khusus di peruntukan bagi kaum miskin ini, semewah apa ? sehebat apakah fasilitasnya ?...kalau mu jujur negara ini sangat tidak adil, kenapa para penjahat kelas teri sampai koruptor kakap di berikan bangunan yang kadang fasilitasnya seperti hotel berbintang...meskipun namanya LP atau Rutan ??? padahal tidak ada dalam UUD 45 yang mencantumkan bahwa mereka di pelihara oleh negara....kemiskinan sekarang menjadi jualan dan dagangan saja. Akan tetapi kesejahteraan mereka tidak pernah ada yang memperhatikan.

Apakah untuk mendapatkan surga dan ridha-Nya kita harus memiliki penguasaan al qur’an seperti Prof. Quraish Shihab, pemahaman Islam seperti alm. Prof Nurcholis Majid..??? Allah swt Maha Pengasih dan Penyayang...surga diperuntukan bagi mereka yang mendapat ridha dan di ridhai-Nya. Bukankah kisah menceritakan masuknya seseorang ke surga hanya karena dia memberikan minum seekor anjing yang hampir mati karena kehausan, padahal dia seorang wanita ahli maksiat...dan terjerumusnya seorang ahli ibadah dan shalat kedalam neraka karena dia mengunci seekor kucing dalam rumah sehingga mati karena tidak dapat mencari makan...Janganlah berkecil hati buat orang-orang seperti kita yang masih dangkal dan awwan terhadap Islam. Ibadah terhadap sesama mahluk Allah swt begitu sangat di hargai, apalagi terhadap sesama manusia, khususnya sesama muslim. Bersikap wajar dan tidak berlebih-lebihan dalam menjalani kehidupan. Sekalipun dalam hal beribadah yang kada menjerumuskan kita pada sebuah keakuan akan kesholehan diri, merasa lebih baik dan berhak masuk surga sehingga merendahkan pihak lain. Seakan surga sudah menjadi miliknya dan orang lain tidak memilki alasan untuk mendapatkannya. Ingat karena bujuk rayu syaitan tidak akan berhenti sampai manapun

Kedepan adanya sebuah peradaban dan generasi yang hangat penuh kasih sayang, saling membantu dan tolong menolong dalam kebaikan dan sabar. Sebagai sebuah bangsa yang di rahmati dan diridhai-Nya, Baldatun thayibatun wa rabbun ghofur...adalah sebuah keniscayaan ketika kita mulai sekarang membenahi diri, membuka lembaran baru dan tentu saja mulai menggoreskan catatan kehidupan ini dengan goresan tinta emas kesuksesan kita di masa yang akan datang...menjadi pribadi-pribadi yang tangguh dan mempesona, terselamatkan dan terpilih untuk mendapat ridha dan di ridhai-Nya...Allahumma Amin...

Wassalam,

Yang dhaif,



Alhakimc

13 Dzulhizah 1430 H



NB : kembali ke pesan yang isi pesan tersebut : ”Berkurban bukan setahun sekali, tapi setiap hari dan setiap saat, kita berusaha berbuat yang terbaik buat ummat, buat negeri walapun dengan perbuatan sekecil apapun yang kita mampu melaksanakannya dengan ikhlas dan tanpa pamrih serta dengan sepenuh kasih sayang. Ekspresikan shalat dalam kehidupan sehari-hari”

Sabtu, 28 November 2009

Pengakuanku...

Allahu Rabbi,
Andaikan aku mencintai seseorang jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang, hingga membuat aku lalai akan adanya Engkau...

Allahu Rabbi,
Andai aku mencintai seseorang, penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu...

Allahu Rabbi,
Andaikan aku mencintai seseorang pilihkanlah untuk aku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu dan membuat semakin mengagumi dan mencintai-Mu...

Allahu Rabbi,
Andaikan aku mencintai seseorang, jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku, anugrahkanlah aku dengan cinta-Mu, cinta yang tak pernah pupus oleh waktu dan masa...

Inilah pengakuannku....

Love,

alhakimc

Selasa, 24 November 2009

Bangsa Kasihan...

Kasihan bangsa yang mengenakan pakaian yang tidak ditenunnya, memakan roti dari gandum yang tidak ia panen, dan meminum anggur yang ia tidak memerasnya

Kasihan bangsa yang menjadikan orang dungu sebagai pahlawan, dan menganggap penindasan penjajah sebagai hadiah

Kasihan bangsa yang meremehkan nafsu dalam mimpi-mimpinya ketika tidur, sementara menyerah padanya ketika bangun

Kasihan bangsa yang tidak pernah angkat suara kecuali jika sedang berjalan di atas kuburan, tidak sesumbar kecuali di reruntuhan, dan tidak memberontak kecuali lehernya sudah berada di antara pedang dan landasan

Kasihan bangsa yang negarawannya serigala, filosofnya gentong nasi, dan senimannya tukang tambal dan tukang tiru

Kasihan bangsa yang menyambut penguasa barunya dengan terompet kehormatan namun melepasnya dengan cacian, hanya untuk menyambut penguasa baru lain dengan terompet lagi

Kasihan bangsa yang orang sucinya dungu menghitung tahun-tahun berlalu dan orang kuatnya masih dalam gendongan

Kasihan bangsa yang terpecah-pecah, dan masing-masing pecahan menganggap dirinya sebagai bangsa...

(di sadur dari karya KAHLIL GIBRAN)

Apakah bangsa ku tercinta ini dalam kondisi ini seperti yang di gambarkan oleh sang pujangga ratusan tahun kebelakang ???
Anda lebih tahu jawabannya...

salam hangat,

alhakimc

Belajar dari Air...(EPISODE ALAM)

Siklus air adalah simbol kesabaran atas konsensus alam. Air tidak pernah mengeluh ketika dipanaskan ataupun didinginkan, bahkan dengan dua kondisi itu ia bisa memberikan manfaat bagi orang orang yang membutuhkannya, dan salah satu sifatnya adalah selalu mengikuti wadah yang ditempatinya.

Namun kandungan air itu sendiri tidak berubah yang menunjukkan keistiqomahan dan fleksibilitas air dalam beradaptasi. Seperti itulah semestinya kita. Dimanapun berada kita harus selalu bisa menyesuaikan diri, beradaptasi dan tidak mudah mengeluh terhadap kondisi yang terjadi dan menimpa pada saat ini, bahkan lebih jauh lagi kita bisa mengisi lingkungan tersebut dengan nilai nilai kebaikan dan tetap memberikan konstribusi dalam keadaan apapun juga.Dan ketika kita berinteraksi di dalamnya, dituntut juga untuk selalu memegang identitas diri yang tidak akan berpengaruh dan bersekutu terhadap sesuatu keburukan. Bagaikan air yang tak akan bercampur dengan minyak dan hanya bercampur dengan bahan senyawanya.

Air juga tidak pernah bisa dibendung dan terbendung. Tertutup satu jalan di depan, ia akan berusaha mencari jalan lain dan terus mencari sampai jalan itu benar benar didapatinya. Air tidak pernah menyia-nyiakan lubang bocor di ember atau di bak sekecil apapun. Ia akan mengalir deras menuju kebebasan bergerak dan keberhasilan. Seperti air tidak seharusnya kita sebagai manusia menyerah pasrah dan putus asa, setiap kali membentur halangan dalam meraih cita cita.

Bagaikan air yang membuat batu berlubang ataupun yang mengikis karang, dengan butiran butiran kecil ataupun desiran buih yang serempak tapi terus menerus tanpa mengenal lelah ataupun berhenti sesaat selama masih terdapat aliran. Begitupun seharusnya kita yang tak kan pernah berhenti tuk selalu berusaha, sekeras apapun tantangan yang ada, jika kita lakukan dengan kesabaran yang tulus dan keikhlasan tentu akan memperoleh hasil. Dan usaha yang dilakukan terus menerus tak kenal henti hingga ajal menjelang.

Belajarlah dari sifat air dalam kehidupan kita, Karena hidup adalah bagaimana kita menulis dan memaknainya . Tapi memang Allah swt lah sang Maestronya. Berjuanglah karena itu kita hidup. Jadikan sabar dan shalat sebagai penolongmu, jadikan ikhlas sebagai niatmu, jadikan tawakal sebagai pengingatmu. Semoga Allah memberikan yang terbaik untuk kita semua.

Alhakimc,

Pinggir Sungai Siak, 26 Februari 2009,

NB : Kadang enak juga yach sambil merenung dipinggir sungai mengamati buih yang berkejar kejaran. Subhanallah, sungguh besar ciptaanNya, yang telah menciptakan bumi, lautan dan segala isinya.

Anak-anakmu...


Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan dirimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu

Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh mereka tapi bukan jiwa mereka
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi

Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hisup di luncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh

Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraaan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah meluncurkannya dengan sepenuh kekuatan

sadur dari Kahlil Gibran

PUKUL 09.45 WIB


“Pukul lima subuh, saya dan teman-teman mahasiswa sudah berada di gedung DPR,” kata Saptono mengenang peristiwa tepat lima tahun silam. Seperti para mahasiswa yang menduduki Gedung DPR, Saptono, seorang fotografer kantor berita Antara, mencium aroma tegang yang meliputi Ibu kota : Jakarta semakin panas, demonstrasi merebak meluas, tapi Soeharto tetap bertahan di kursinya.
Setiap hari Saptono dan kawan-kawan mahasiswanya berharap dan kecewa. Mereka mendengar selentingan SOeharto akan mundur. Tapi, ketika hari mulai gelap, terbuktilah : itu Cuma rumor. Namun, inilah 21 Mei 1998. Di Gedung DPR ia melihat rekan-rekan sekantornya yang ditugasi di sana. Rumor beredar tentang rencana lengser, tapi keraguan yang biasa muncul terasa tipis. “Insting kami percaya bahwa berita itu benar,” kata Saptono.
Pukul 9 lewat 45 menit, segenap kegiatan di Gedung DPR seakan terhenti. Mata para mahasiswa, atau siapa pun yang berada di sana, tak lepas dari pesawat televise. Soeharto akhirnya berbicara. Saptono ingat betul momen dramatis itu. Suasana tegang dan senyap mendadak riuh-rendah. Soeharto meletakan jabatan, dan mahasiswa berteriak seraya mengacungkan tangannya, “Hidup Mahasiswa”.
Ada yang berlalrian, ada yang nyemplung sekalian mandi di kolam berair mancur di komplek wakil rakyat itu. Tapi selintas mata Saptono menangkap satu adegan istimewa : para mahasiswa terharu dan berpelukan. Klimaktik, mewakili ekspresi para mahasiswa saat Soeharto jatuh. Tangan fotografer yang bergabung dengan Antara sejak 1992 ini cepat bekerja.
“Saya lupa siapa saja mereka dan dari kampus mana,” kata lulusan Fakultas Pertanian UPN Yogyakarta ini. Tapi, “Esoknya saya lihat foto itu terbit di beberapa surat kabar. Saya juga tak menyangka, banyak orang menilai gambar saya sebagai foto yang monumental.” Hari itu ia senag fan larut dalam atmosfer kemenangan. Rasa capek karena kurang istirahat terusir dalam sekejap. Sejarah telah melangkah, dan Saptono seorang individu di sela-sela perubahan besar.
Sosok yang sudah rajin memegang kamera sejak SMA ini masih merasakan klimaks yang terjangkau. Saptono amat akrab dengan para mahasiswa waktu itu. “Setiap ada isu-isu, pasti mereka mengontak saya. Begitu juga saya, kalau ada perkembangan baru pasti menghubungi mereka.”
“Kekuatan mahasiswa saat itu masih murni. Mereka solid banget,” ia mengenang. “Lewat televise, kami memantau perkembangan yang terjadi setiap detiknya. Sebetulnya hubungan saya dengan kelompok mahasiswa sudah terbina sejak beberapa bulan sebelumnya, yaitu ketika demonstrasi menuntut turunnya Soeharto mulai merebak di mana-mana. Saat jatuh korban dari Universitas Trisakti, saya juga sedang meliput disana.”
Hari-hari yang lampau, bernas, dan memuliakan pengorbanan ketimbang ego pribadi dan kelompok itu telah berlalu. Tapi kamera mencoba mengekalkannya dan menawarkan kesaksian : itu pernah (dan bisa) terjadi.
Majalah TEMPO Edisi 19-25 Mei 2003, halaman 132
Saptono, 38 tahun, Antara

Pengakuanku...

Allahu Rabbi,
Andaikan aku mencintai seseorang jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang, hingga membuat aku lalai akan adanya Engkau...

Allahu Rabbi,
Andai aku mencintai seseorang, penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu...

Allahu Rabbi,
Andaikan aku mencintai seseorang pilihkanlah untuk aku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu dan membuat semakin mengagumi dan mencintai-Mu...

Allahu Rabbi,
Andaikan aku mencintai seseorang, jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku, anugrahkanlah aku dengan cinta-Mu, cinta yang tak pernah pupus oleh waktu dan masa...

Inilah pengakuannku....

Love,

alhakimc

Gen RS3 334 pemicu untuk Selingkuh

Berdasarkan laporan dari Journal Proceedings of the National Academy of Sciences 2008 yang dikutip majalah femina, ternyata bahwa kualitas kesetiaan seseorang dapat ditilik dari gennya. Potongan gen tersebut diberi kode RS3 334 yang terdapat pada reseptor hormon vasopresin yang diduga mempengaruhi keterikatan pria/wanita terhadap pasangannya. Penelitian ini dilakukan oleh seorang ilmuwan dari Korolonska Intitute, Stockholm dan melibatkan 552 responden pria.

Kesimpulannya, semakin banyak jumlah gen RS3 334 yang dimiliki seseorang, makin rendah kualitas kesetiaan pria/wanita tersebut terhadap pasangannya. Tinggal bagaimana kekebalan tubuh kita terhadap serangan gen ini.

Segitiga Kehidupan Saat terjadi gempa

Segitiga Kehidupan Saat terjadi gempa
Oleh. Doug Copp, Kepala Penyelamat dan Manajer Bencana dari American Rescue Team International (ARTI),

Pengalaman
Saya telah merangkak di bawah 875 reruntuhan bangunan, bekerja sama dengan tim penyelamat dari 60 negara, dan mendirikan tim penyelamat di beberapa negara serta salah satu dari ahli PBB untuk Mitigasi Bencana selama 2 tahun.
Saya telah bekerja di seluruh bencana besar di dunia sejak tahun 1985.
Pada tahun 1996 kami membuat film yang membuktikan keakuratan metode bertahan hidup yang saya buat.

Percobaan
Kami meruntuhkan sebuah sekolah dan rumah dengan 20 boneka di dalamnya. 10 boneka "menunduk dan berlindung" dan 10 lainnya menggunakan metode bertahan hidup "segitiga kehidupan".
Setelah simulasi gempa, kami merangkak ke dalam puing-puing dan masuk ke dalam bangunan untuk membuat dukumentasi film mengenai hasilnya. Film itu menunjukkan bahwa mereka yang menunduk dan berlindung tidak dapat bertahan hidup dan mereka yang menggunakan metode saya "segitiga kehidupan" bertahan hidup 100%.
Film ini telah dilihat oleh jutaan orang melalui televisi di Turki dan sebagian Eropa, dan disaksikan pada program televisi di USA, Canada dan Amerika Latin.

Fakta
Bangunan pertama yang saya masuki adalah sebuah sekolah di Mexico City pada gempa bumi tahun 1985.
Semua anak berlindung di bawah meja masing-masing.
Semua anak remuk sampai ke tulang mereka. Mereka mungkin dapat selamat jika berbaring di samping meja masing-masing di lorong.
Pada saat itu, murid-murid diajarkan untuk berlindung di bawah sesuatu.

Teori segitiga kehidupan
Secara sederhana, saat bangunan runtuh, langit-langit akan runtuh menimpa benda atau furniture sehingga menghancurkan benda-benda ini, menyisakan ruangan kosong di sebelahnya.
Ruangan kosong ini lah yang saya sebut "segitiga kehidupan".
Semakin besar bendanya, maka semakin kuat benda tersebut dan semakin kecil kemungkinannya untuk remuk.
Semakin sedikit remuk, semakin besar ruang kosongnya, semakin besar kemungkinan untuk orang yang menggunakannya untuk selamat dari luka-luka.

Amati
Suatu saat anda melihat bangunan runtuh di televisi, hitunglah "segitiga kehidupan" yang anda temui. Segitiga ini ada di mana-mana dan merupakan bentuk yang umum.

Sepuluh (10) Tip dalam Keselamatan Gempa Bumi :
1. Hampir semua orang yang hanya "menunduk dan berlindung" pada saat bangunan runtuh meninggal karena tertimpa runtuhan. Orang-orang yang berlindung di bawah suatu benda akan remuk badannya.

2. Kucing, anjing dan bayi biasanya mengambil posisi meringkuk secara alami. Itu juga yang harus anda lakukan pada saat gempa. Ini adalah insting alami untuk menyelamatkan diri. Anda dapat bertahan hidup dalam ruangan yang sempit. Ambil posisi di samping suatu benda, di samping sofa, di samping benda besar yang akan remuk sedikit tapi menyisakan ruangan kosong di sebelahnya.

3. Bangunan dari kayu adalah tipe konstruksi yang paling aman selama gempa bumi. Kayu bersifat lentur dan bergerak seiring ayunan gempa. Jika bangunan kayu ternyata tetap runtuh, banyak ruangan kosong yang aman akan terbentuk. Disamping itu, bangunan kayu memiliki sedikit konsentrasi dari bagian yang berat. Bangunan dari batu bata akan hancur berkeping-keping. Kepingan batu bata akan mengakibatkan luka badan tapi hanya sedikit yang meremukkan badan dibandingkan beton bertulang.

4. Jika anda berada di tempat tidur pada saat gempa terjadi, bergulinglah ke samping tempat tidur. Ruangan kosong yang aman akan berada di samping tempat tidur. Hotel akan memiliki tingkat keselamatan yang tinggi dengan hanya menempelkan peringatan di belakang pintu agar tamu-tamu berbaring di lantai di sebelah tempat tidur jika terjadi gempa.

5. Jika terjadi gempa dan anda tidak dapat keluar melalui jendela atau pintu, maka berbaring lah meringkuk di sebelah sofa atau kursi besar.

6. Hampir semua orang yang berada di belakang pintu pada saat bangunan runtuh akan meninggal.
Mengapa? Jika anda berdiri di belakang pintu dan pintu tersebut rubuh ke depan atau ke belakang anda akan tertimpa langit-langit di atasnya. Jika pintu tersebut rubuh ke samping, anda akan tertimpa dan terbelah dua olehnya. Dalam kedua kasus tersebut, anda tidak akan selamat!

7. Jangan pernah lari melalui tangga.
Tangga memiliki "momen frekuensi" yang berbeda (tangga akan berayun terpisah dari bangunan utama). Tangga dan bagian lain dari bangunan akan terus-menerus berbenturan satu sama lain sampai terjadi kerusakan struktur dari tangga tersebut. Orang-orang yang lari ke tangga sebelum tangga itu rubuh akan terpotong-potong olehnya. Bahkan jika bangunan tidak runtuh, jauhilah tangga. Tangga akan menjadi bagian bangunan yang paling mungkin untuk rusak. Bahkan jika gempa tidak meruntuhkan tangga, tangga tersebut akan runtuh juga pada saat orang-orang berlarian menyelamatkan diri.Tangga tetap harus diperiksa walaupun bagian lain dari bangunan tidak rusak.

8. Berdirilah di dekat dinding paling luar dari bangunan atau di sebelah luarnya jika memungkinkan. Akan lebih aman untuk berada di sebelah luar bangunan daripada di dalamnya. Semakin jauh anda dari bagian luar bangunan akan semakin besar kemungkinan jalur menyelamatkan diri anda tertutup.

9. Orang-orang yang berada di dalam kendaraan akan tertimpa jika jalanan di atasnya runtuh dan meremukkan kendaraan; ini yang ternyata terjadi pada lantai-lantai jalan tol Nimitz. Korban dari gempa bumi San Fransisco semuanya bertahan di dalam kendaraan mereka & meninggal. Mereka mungkin dapat selamat dengan keluar dari kendaraan dan berbaring di sebelah kendaraan mereka. Semua kendaraan yang hancur memiliki ruangan kosong yang aman setinggi 1 meter di sampingnya, kecuali kendaraan yang tertimpa langsung oleh kolom jalan tol.

10. Saya menemukan, pada saat saya merangkak di bawah kantor perusahaan koran dan kantor lain yang menyimpan banyak kertas bahwa kertas tidak memadat. Ruangan kosong yang besar ditemukan di sekitar tumpukan kertas-kertas.

Sebarkan informasi ini dan selamatkan nyawa orang yang anda cintai. Terima kasih....

Salam Hangat,

Alhakimc

Selasa, 17 November 2009

Do'a buat anak-anak ku...(Benediction for my kids ...)

YA ALLAH...
Amanatkanlah padaku anak-anak yang kuat...
Untuk mengetahui saatnya dia lemah dan cukup berani
Menghadapi dirinya sendiri manakala ketakutan hadir...
....
Anak-anak yang akan bangga serta tidak mudah patah semangat bila kalah secara terhormat dan sangat santun rendah hati bila menang..
....
Hadirkanlah bagiku anak-anak yang harapannya tidak akan menggantikan perbuatannya...
Anak-anak yang mengenal-Mu melebihi dari yang lainnya...
Mencintai-Mu melebihi cintanya padaku...
Dan mengetahui dirinya sendiri sebagai batu dasar kebijaksanaan...
....
Saya Mohon pada-Mu...
Pimpinlah dia, bukan untuk menapaki jalan yang mudah dan nyaman...
Melainkan mereka dapat hidup dan bertahan dibawah tekanan serta dipacu kesulitan dan tantangan...
Mendewasakan mereka dalam berpikir dan bertindak...
....
Biarkanlah dia bertahan dalam badai...
Biarkanlah dia memahami belas kasihan terhadap orang yang mengalami kegagalan...
....
Titipkanlah padaku anak-anak yang hatinya bersih....
Cita-citanya tinggi...
Anak yang menguasai dirinya sendiri sebelum berusaha menguasai orang lain...
Anak-anak yang berusaha meraih masa depan, namun tidak melupakan masa lalu....
...
Berikanlah mereka kesolehan para shalafusholeh, para sahabat..
Berbakti dan mengabdi untuk kemajuan ummat...
Allahuma amin...

(terinspirasi dari Nahzul Balaghah)

Kampus, 14 Dzulhizah 1424 H

in english..

Ya Rabbi...
Mandated to me the children a strong ...
To find out the time she is weak and brave enough
Faced with his own fears when present ...
....
Children who will be proud and not easily discouraged when losing honorably and very polite humble when victorious ..
....
Present to me the kids who hopes his actions will not replace ...
Children who learned you more than others ...
Love you more than love for me ...
And knows himself as the rock foundation of wisdom ...
....
I am Please to Thee ...
Lead him, not to tread the path is easy and convenient ...
But they can live and survive under the pressures and difficulties and challenges spurred ...
They mature in thinking and acting ...
....
Let him stay in the storm ...
Let him understand compassion for people who have failed ...
....
Leave me the children whose hearts are clean ....
High ideals ...
Children who master himself before trying to dominate others ...
Children who tried to reach the future, but do not forget the past ....
...
Give them the shalafusholeh pious nature, the friends ..
Devoted and dedicated to the victory of ummah ...
Allahuma amen ...

(inspired by Nahzul Balaghah)

Campus, 1424 H 14 Dzulhizah

Alhakimc

Rabu, 30 September 2009

Mudik..oh Mudik...Menggugurkan yang wajib..

Fenomena mudik, menjadi suatu tradisi yang menandai berakhirnya kegiatan puasa di bulan Ramadhan. Dimana orang yang pergi merantau kembali ke kampong halamannya untuk bersilaturahmi dan berkumpul dengan kerabat merayakan hari raya Idul Fitri. Tidak tahu dari mana sejarah ini bermula, dari studi literature penulis tidak menemukan latar belakang aktifitas sosial yang mampu memobilisasi massa dalam jumlah besar dan berdampak pada berbagai kehidupan dapat terjadi.
Yang pasti, faktanya setiap tahun akan terjadi dan terulang seperti ini. Yang menariknya lagi adalah fenomena ini hanya terjadi di Negara kita tercinta. Dengan jumlah mobilisasi massa yang besar dan berdampak luas ini sangat menarik untuk di perhatikan. Penulis mencoba untuk melihat dari sudut pandang lain (out of the box) yang biasa beredar di lapangan dari hasil liputan atauberita di stasiun-stasiun TV yang rame-rame live memberitakan fenomena ini. Penulis mencoba untuk melihat dari beberapa sisi kehidupan, yaitu Ekonomi, Politik, Agama, Sosial dan Budaya.

Ekonomi Bubble (Segi Ekonomi)
Para pemudik kebanyakan adalah mereka yang merantau, mencari nafkah atau bekerja di luar kampung halamannya. Sehingga mereka adalah sebagai pendatang di tempat mereka menetap karena ada keterkaitan masalah pekerjaan tersebut. Momen libur hari raya idul fitri mereka gunakan untuk bisa kembali ke kampong halaman untuk bertemu kerabat atau saudaranya. Di tempat merantau, keseharian mereka disibukan dengan bekerja untuk mencari uang. Ada juga di antara mereka yang sengaja mengumpulkan hasil jerih payahnya untuk dibawa pulang ke kampong Halaman. Secara ekonomi kegiatan mudik ini menimbulkan arus pergerakan uang dari kota ke desa. Secara tidak di sengaja para pemudik akan membelanjakan uangnya untuk keperluan idul fitri atau hanya sekedar untuk kepuasan pribadi seperti Zakat, Infak dan shadaqah, yang mereka bagikan di kampung Halamannya. Pergerakan uang ketika hari raya idul fitri ini sangatlah besar. Secara matematis kita ketahui bahwa tahun ini saja, jumlah pemudik sekitar 28 juta orang, kalau setiap pemudik rata-rata membawa uang sekitar Rp 1 juta untuk mereka belanjakan di kampungnya maka uang yang bergerak dari kota ke kampung sekitar Rp. 28 Trilyun. Tentunya ini sangat fantastis tapi itu hanya itungan matematik, yang faktanya bisa lebih besar karena ada faktor-faktor lain seperti ada pemudik yang membawa kendaraan pribadi tentunya ada pengeluaran lain atau mungkin pemudik yang sudah mapan secara ekonomi. Tetapi bisa juga lebih kecil dari angka yang tadi disuguhkan. Bukan hanya itu akan terjadi transaksi ekonomi yang terjadi sebelum dan sesudah hari lebaran, terutama bagi mereka yang membeli kendaraan baru atau untuk kebutuhan mudik.
Tentunya ini harus menjadi perhatian pemerintah baik di pusat dan daerah, agar dana yang besar ini bisa menjadikan sebuah kekuatan yang besar untuk kemajuan bangsa. Kembali lagi jangan sampai ini hanya jadi uap saja habis untuk kegiatan yang konsumtif saja.

Politik Mercu Suar (Politik)
Fenomena mudik juga senantiasa berdampak politis, dimana tingkat keberhasilan pemerintahan akan dilihat dari tertib dan lancarnya kegiatan mudik ini. Akan muncul para pengamat ataupun tokoh-tokoh politik yang membahas fenomena mudik ini. Banyak yang mempertanyakan kinerja dari beberapa departemen atau pemerintah dalam mengatasi kegiatan mudik, mulai dari persiapan transportasi, kondisi jalan, sampai harga tiket yang di permainkan. Tidak luput dari pengamatan mereka mengenai keselamatan para pemudik, kalau masih banyak korban dalam kegiatan mudik ini maka telunjuknya akan menuding bahwa pemerintah sudah gagal.
Bagi pemerintah sendiri momen mudik di manfaatkan untuk menaikan kepercayaan dan pelayanan kepada masyarakat. Seolah-olah mereka mempersiapkan mudik dengan baik, rapat koordinasi meteri di laksanakan secara intensif, laporan seluruh departemen terkait aman dan terkendali. Persiapan hari raya di perhatikan mulai dari sembako, bahan bakar, BBM sampai penentuan hari raya itu sendiri. Meskipun kebutuhan BBM sangat membludak dan hilang, armada pada libur serta kecelakaan lalu lintas berjatuhan yang mengakibatkan korban tewas yang tidak sedikit (Tempo : angka kecelakaan naik 9 %, 1.544 kecelakaan, jumlah korban 4.018, meninggal 576 jiwa). Hal ini terus terulang tiap tahunnya.
Sebelum hari raya, rapat koordinasi departemen dilaksanakan untuk menunjukan kesiagapan pemerintah dalam menghadapi kegiatan mudik, semua departemen terkait melaporkan dengan data yang logis disajikan dengan menarik bahwa semuanya siap, aman dan terkendali, kalau ada fakta lain itu masalah lain. Pemerintah berusaha untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa mereka siap dan memperhatikan para pemudik ini. Kalau perlu HP para menteri jangan di matikan selama libur hari raya. Dibantu dengan media massa yang melaporkan kegiatan mudik tiap jam, sehingga menenggelamkan berita lainnya. Politik memang menyebalkan…

Islam KTP (Agama)
Pemudik yang tentunya ingin merayakan hari raya idul fitri di kampung halamannya, bagi mereka ini kesempatan untuk ketemu saudara, sahabat dan handai taulan. Saatnya untuk memperlihatkan keberhasilan mereka mencari uang di kota, menunjukan kekayaannya. Shalat idul fitri dijadikan momen untuk pamer mulai dari baju baru sampai perhiasan baru. Sebelum pulang para pemudik rela ngantri untuk menukarkan uang pecahan supaya dapat nyawer dan membagi uangnya. Kalau perlu mereka pinjam mobil (rental) agar kelihatan lebih berkelas. Sangat dipaksakan dan tidak berfaedah terhadap Islam atau ummat pada umumnya. Hanya ingin menunjukan Inilah saya raja minyak baru.
Ditengah perjalanan mudik kebanyakan mereka yang berangkat siang tidak pada puasa karena ada dalih capek mengendari kendaraan dan boleh batal karena di perjalanan (untuk hal ini mereka percaya fikih dan syariat, mungkin karena menguntungkan hawa nafsunya). Semunya mereka anggap ini sebuah alasan untuk tidak puasa. Mereka lupa bahwa Rasullullah saw juga pernah berperang di tengah gurun pasir yang gersang padahal sedang puasa ramadhan. Perang saja tidak dapat dijadikan halangan untuk batal puasa. Atau mungkin kebanyakan dari pemudik ini memang tidak pada puasa, aneh memang yang wajib bisa gugur dengan kegiatan yang sunnah saja tidak. Islam yang sudah kehilangan ruhnya, tidak bisa membedakan mana yang wajib dengan yang bukan, Islam telah menjadi hiasan di KTP mereka.

Silaturahmi Semu (Sosial)
Pergerakan arus pemudik terus terjadi sebelum dan setelah hari raya. Hal menarik yang ditemukan oleh penulis adalah pemudik yang sudah menikah, sering menemukan kendala dimana mereka akan merayakan hari raya. Ketika harus ditempat suaminya atau isterinya, pasangannya kadang keberatan apalgi bila sampai berlama-lama di tempat pasangannya. Meskipun mereka sepakat tapi kadang setelah hari raya mereka harus buru-buru berangkat ke tempat pasangannya. Kalau tidak akan selalu jadi masalah, baik dari sisi pasangan tersebut ataupun dari pihak kelurganya. Sehingga niat silaturahmi awal jadi tidak optimal dan sesuai dengan maksud dari silaturahmi itu sendiri. Semuanya dilaksanakan hanya berdasarkan kesepakatan dan menggugurkan sebuah tradisi saja.
Tidak lupa menggelar acara reuni dan halal bi halal antara kerabat maupun alumni sebuah perkumpulan atau sekolah, yang tentunya dilaksanakan untuk silaturahim dan melepaskan kerinduan setelah lama tidak bertemu. Kita semua mengetahui kadang reunion menjadi hal yang mencolok ketika di jadikan ajang untuk saling memamerkan hal yang bersifat materialism, dilakukan di hotel atau ruang pertemuan yang tentunya mengeluarkan dana yang tidak kecil.

Racun Kota (Budaya)
Pemudik yang notabene adalah perantau di kota tempat dia mencari nafkah datang ke kampong dengan membawa atribut mereka yang katanya sebuah kesuksesan mereka di kota. Kesuksesan yang mereka dapatkan dipandang hanya terbatas pada urusan meterialis (kasat mata), mungkin kendaraan, harta, gaya hidup, atau hanya potongan gaya rambut terakhirnya.
Cara pandang melihat sebuah kesuksesan yang materilistis di bawa ke kampung. Mereka akan di anggap sukses apabila mereka pulang mudik dengan membawa harta dan perubahan gaya hidup seperti layaknya orang kota.
Gaya hidup permisif dan hedonism orang kota dibawa dari kota ke desa. Mereka tidak malu mempertontonkan sebuah kemunduran secara etika dan moral di kampung halaman, tidak malu-malu dan tidak merasa berdosa. Seks bebas, minuma keras, obat-obatan, narkoba dan yang akan merusak sendi-sendi kehidupan masyarakat di daerah dengan gaya hidup yang hedonisme mengarah pada sekuler dan liberal.

Tulisan ini dibuat sederhana dan ringan agar enak dibaca mudah dipahami oleh berbagai pihak anggota forum FB yang beragam tingkat pengetahuan dan mudah dikritik segala kekurangan yang ada.
Tentunya semua itu sebagai sudut pandang lain yang terekam oleh penulis. Naluri penulis ingin mengungkapkan bahwa ada sisi lain yang perlu diperhatikan dari fenomena mudik ini. Hal-hal positif memang tidak di munculkan karena itu semua sudah menjadi hal yang baik dan berfaedah. Hanya bagaimana ini bisa di manfaatkan dan dibesarkan agar manfaat yang ada tidak di kalahkan dan di hancurkan oleh yang bersifat negative dan mubajir. Alhamdilillah kita semuanya bisa menjalankan Ibadah shaum dengan lancer, bersilaturahim dengan sanak kerabat serta menjalankan zakat dengan baik. Semoga ibadah kita di terima-Nya…
Powered By Blogger

Abu Ghibral Wiradinata

Abu Ghibral Wiradinata
ayahku...

Cari Blog Ini